Mitos jadi Pengusaha harus banyak hutang

Mitos jadi Pengusaha harus banyak hutang

Bahwa masih banyak anggapan bahwa menjadi pengusaha itu harus banyak hutang, semakin besar hutangnya semakin keren dan semakin di hargai alias semakin dianggap berhasil. Saya dulu juga termasuk yang ikut aliran hutang is my way. Sampai di satu titik habis tidak tersisa.

Padahal setelah saya mempelajari banyak pengusaha-pengusaha yang benar-benar sukses tanda kutip bukan terlihat sukses, adalah pengusaha-pengusaha yang tidak memiliki hutang, pun kalau punya hutang itu pun masuk kategori good debt atau hutang baik yaitu hutang yang tidak pakai bunga dan tidak perlu pusing membayarnya karena sudah memiliki sumber pembiayaan sendiri untuk mencicil atau melunasi hutang tersebut.

Sumber masalah muncul saat pengusaha yang punya hutang dengan bunga ber bunga (riba) dan tidak memiliki leadership atau kepemimpinan yang kuat dalam diri untuk mengelola uang dengan baik, tidak bisa menahan atau menunda kenikmatan atau kalau saya adalah menjadi prihatin dulu.

Begitu dapat uang banyak gaya hidup berubah, yang dulu ke warteg langsung ke restoran, yang dulu naik motor jadul, langsung ganti mobil keluaran terbaru meski dibeli dengan uang hutangan dan di kredit pula.

Mitos jadi pengusaha harus banyak hutang harus di hilangkan, karena justru tidak sesuai dengan tujuan memiliki bisnis atau menjadi pengusaha.
Saya pernah bertanya kepada para pengusaha yang saya temui, apakah tujuan memiliki usaha diantaranya ingin stress, ingin punya hutang banyak, ingin terlilit hutang. Dan jawabnya semuanya "TIDAK".

Semuanya ingin tujuan memiliki bisnis/perusahaan ingin memiliki kebebasan waktu dan keuangan yang lebih banyak serta punya andil dalam kegiatan sosial atau kemanusiaan.

Saat terlilit hutang & harus melunasi hutang itu berat 

Karena butuh ;
  1. Komitmen yang sangat kuat dan bisa mengendalikan diri untuk disiplin tidak berhutang lagi demi membayar hutang. 
  2. Mengubah mindset yang lama ke mindset yang baru & bekerja lebih giat
  3. Mengubah strategi dalam mengelola keuangan dan mengelola bisnis
  4. Mengubah gaya hidup dengan hidup semurah mungkin.
  5. Selalu berusaha menyisihkan penghasilan untuk mencicil hutang 
Kelima hal diatas adalah persyarat utama dalam kontek ikhtiar atau usaha lahiriah, sedangkan usaha batiniah juga sangat penting yaitu memperbaiki ibadah serta gemar bersedekah dan berbuat baik.

Banyak yang menderita akibat terlilit hutang.

Saya pernah bertemu alumni yang juga pengusaha yang menceritakan rumah tangga jadi pisah gara-gara pihak istri tidak sanggup menahan malu dan teror, ada yang sampai sakit stroke karena saking tidak kuatnya menahan beban di pikiran dan masih banyak lagi.

Saran saya jika saat sedang berpikir mencari hutang untuk tambahan modal usaha, pastikan anda mengevaluasi hal-hal berikut

  1. Evaluasi dan analisa secara detil apakah memang benar anda butuh hutang untuk modal usaha?
  2. Apakah anda sudah mengevaluasi strategi marketing dan sales untuk meningkatkan omset penjualan dan profit.
  3. Apakah anda sudah membuat menejemen resiko tentang hutang serta potensi masalah serta cara mengatasinya
  4. Apakah anda sudah membuat daftar kemungkinan modal usaha selain dari hutang?
  5. Jika harus berhutang apakah anda tahu bahwa islam melarang Riba dan Alloh beserta Rasulullah mengumumkan perang terhadap pelaku riba, emang bisa menang perang melawan yang menciptakan seluruh alam semesta ini?
  6. Apakah anda punya menejemen yang baik dalam mengelola keuangan?
Saya tidak sedang menakuti-nakuti, karena keputusan tetap ditangan anda, dan jika terkena masalah yang terkena anda bukan saya, hanya saya sebatas mengingatkan sebagai orang yang pernah merasakan kesulitan akibat terlilit hutang bunga berbunga. Dan lagi banyak pengusaha yang bisa sukses tanpa harus terlilit hutang

Komentar

Postingan Populer