Punya usaha kuliner semakin menurun

Belum 3 hari ini saya mendapatkan salam perkenalan dari seorang pengusaha kuliner yang ingin menceritakan masalah bisnis kuliner beliau yang mengalami penurunan penjualan dan mengalami masalah sangat serius yaitu fase menuju bangkrut alias di paksa tutup oleh keadaaan. Sebenarnya sudah pernah saya tulis kisah pembenahan bisnis kuliner di blog ini, namun akan saya tulis ulang untuk pembelajaran.

Kebanyakan pengusaha kuliner yang mengalami masalah menuju bangkrut ketika saya gali akar masalah dan di urut dari awal disebabkan lebih fokus kepada taktik bukan strategi. Perbedaan taktik secara singkat adalah tindakan jangka yang ingin di hasilkan, sudah pernah saya kupas juga terkait strategi dan taktik, contoh strategi misal adalah mendapatkan pelanggan baru dan taktiknya dengan voucher dan brosur.
Beliau mengatakan sudah mencoba mempromosikan usaha kulinernya dengan posting di berbagai sosmed, biasanya pemilik kuliner akan memberikan voucher,diskon dan hadiah.
Disini mulai muncul panik karena promosi yang diharapkan mendapatkan hasil ternyata tidak di respon konsumen seperti tidak perduli dan enggan merespon program promo kenapa...?

Kemudian pemilik usaha kuliner akan mulai panik dan bingung lalu biasanya akan mencoba meniru kompetitor misal kompetitor bikin lomba makan berhadiah maka dibuat sama bikin lomba makan berhadiah pokoknya di tiru habis dah..dan hasilnya zonk alias tidak ada hasil.
Disini jika pengusaha atau pemilik bisnis kuliner tidak punya strategi akan mengalami masalah serius dan berujung kepada kehilangan biaya besar dalam kegiatan promo.
Namun akan beda ketika menerapkan strategi yang terukur dan ter scale up dengan prinsip perbaiki,perbanyak,perbesar. Banyak pemilik bisnis yang menganggap bahwa ketika kompetitor bikin promo di sosmed dan terlihat ramai maka jika dibuat sama maka hasilnya sama, namun ternyata tidak berhasil. Baper dan panik justru membahayakan bagi keberlangsungan bisnis, kalau meniru kompetitor boleh namun anda harus jeli menemukan faktor kenapa kompetitor berhasil dan anda tidak.

Masalah berikutnya adalah beranggapan banyak menu akan banyak pelanggan, ini juga sering saya temui dimana banyak pengusaha kuliner yang ikut ikutan dalam membuat banyak menu, bahkan saya pernah menemui dimana ads pengusaha kuliner yang punya sampai 60 menu dan ketika saya tanya apakah punya tujuan yang jelas serta how to .
..terkait masalah yang pasti akan ditemui dengan banyaknya menu, jawabannya tidak dan dijawab beliau karena pernah menjumpai kuliner dengan banyak menu yang pengunjungnya ramai terus alias larus manis., inilah masalah besar asal niru tanpa lebih dahulu menggunakan analisa dan riset kenapa .

Lalu masalah berikutnya ada juga kuliner yang karyawannya banyak dan ketika sepi tidak tahu apa yang harus dilakukan sehingga beban gaji terus menjadi beban tidak didukung oleh pemasukan.
Ada juga lebih seru dimana ada pengusaha buka usaha kuliner dengan modal hutang lalu belum balik modal sudah membuka cabang dengan modal hutang baru dan akhirnya terlilit hutang dan tutup dalam hitungan kurang 12 bulan.

Saya menyarankan mencari bantuan dari pihak luar yang bisa melihat dari sudut luar dan bisa melihat dengan detil dari berbagai sudut pandang tentu ada biaya namun biaya ini akan kembali berlipat lipat dibandingkan jika anda semakin merugi dan semakin panik lalu dipaksa tutup oleh keadaan. Jika anda butuh pendampingan untuk pembenahan dan pertumbuhan bisnis silahkan japri ke saya terkait masalah anda dan biaya.

Komentar

Postingan Populer