Produsen jilbab yang mengalami penurunan keuangan

Dulu bisnis jilbab saya berkembang sangat pesat dengan banyaknya ramai order itu sekitar 3 tahunan lalu , kemudian semakin menurun hingga puncaknya di tahun ini dimana mulai semakin minim order dan ditambah lagi beban hutang yang menumpuk, saya sudah mencoba beragam cara dalam meningkatkan bisnis jilbab ini agar bisa kembali ramai seperti dulu namun tetap saja tidak berdampak, sudah banyak aset yang saya jual untuk menutupi hutang dan karyawan tidak sebanyak dulu lagi, ada pesanan tapi tidak sebanyak dulu.

Itu adalah sharing salah satu pengusaha wanita yang memproduksi jilbab dan juga busana muslimah kepada saya, dan ketika saya tanya tahu dari mana tahu dari blog tentang bagaimana mengatasi bisnis yang stagnan dan memiliki hutang riba dan juga hutang non riba dari investor .

Saya mengajukan pertanyaan terkait tentang bagaimana selama ini beliau menjalankan bisnis jilbabnya mulai marketing dan sales, keuangan , operasional, karyawan dan produksi dan dari obrolan tersebut bisa saya simpulkan kalau beliau selama ini menjalankan bisnis penjualan jilbab berdasarkan asumsi dan emosional tidak berdasarkan data dan angka sebagai acuan dalam mengambil keputusan bisnis. Dan ketika saya tanya bagaimana ibu menjual produk jilbanya , dijawab beliau dengan menitipkan ke outlet outlet baik di mall , lalu saya tanya bagaimana sistem pembayarannya dijawabnya termin 2 mingguan paling cepat dan paling lama 1 bulan untuk pelanggan yang sudah lama dan ambil banyak.

Belum masuk ke analisa yang mendalam saja saya sudah mulai mendapatkan analisa awal terkait bagaimana beliau menjual jilbabnya yang dengan sistem titip atau bayar mundur sudah pasti mengalami masalah ketika beliau tidak mengetahui siklus keuangan terkait kebutuhan dan beban yang harus di bayar, ini belum bicara hpp dan lain lain . Karena saya pernah menangani kasus dimana produsen tshirt model distro mengalami kondisi keuangan yang sangat minus dan tidak tahu diantaranya adalah karena stok bahan dan stok baju / t-shirt yang belum keluar.

Ketika saya tanya kenapa ibu tidak jual cash atau tunai ? beliau menjawab dulu pernah coba dan tidak ada yang mau karena sudah menjadi kebiasaan umum yaitu produsen nitip ke outlet/toko toko, jawaban ini tentu bersifat umum hampir sama yang pernah saya tangani ketika produsen fashion atau makanan yang nitip dengan sistem bayar mundur atau bayar yang laku saja dengan mundur terlihat enak atau tidak masalah ketika kondisi keuangan anda sehat dan anda punya tahanan serta tahu betul siklus dan kebutuhan keuangan , meskipun saya tetap akan memberikan strategi arahan agar menjual cash dan pasti mau karena sudah teruji dan terbukti.

Karena metode penjualan dengan sistem konsinyasi atau bayar mundur itu bisa membahayakan keuangan anda kalau anda tidak tahu ilmu nya , karena hanya ikut ikutan . Terkait strategi konsinyasi sudah pernah saya ulas di blog ini , saran saya anda harus berpikir ulang dan detil dan bahaya ketika menambah hutang apalagi riba, karena masalahnya ada di strategi , dan menejemen bisnis anda

Komentar

Postingan Populer