Awas BISNIS bisa Rugi

Bismillah, kali ini artikel saya mengenai bisnis secara umum tidak Khusus tentang bisnis developer properti baik Syar'iah dan konvensional . Yaitu bahwa dalam bisnis itu bisa memiliki potensi keuntungan dan potensi kerugian. 

Artikel terkait ada di www.abahanto.com 

Seringkali saat diskusi dengan pengusaha pengusaha di acara santai ngobrol , saya menemukan bahwa kebanyakan pengusaha hanya melihat keuntungan, apalagi jika keuntungannya itu menggiurkan maka biasanya tanpa pikir panjang akan langsung mengambil project/orderan/investasi yang ditawarkan didepan mata. Dan ini saya juga pernah mengalami kondisi seperti diatas , yaitu sangat antusias dalam mengambil peluang keuntungan dan tanpa banyak pikir panjang.


Padahal dalam bisnis itu ada 2 (dua) sisi yaitu punya potensi untung dan juga punya potensi rugi.
Bahkan tidak jarang meski sudah diingatkan mengenai Risk / resiko namun cenderung tidak mau tahu atau menganggap remeh karena tergiur oleh keuntungan yang sangat besar dan ditambah lagi ungkapan "kesempatan" tidak datang kedua kali.
Masih mending kalo menggunakan uang tabungan sehingga ketika proyek tidak sesuai dan malah loss atau rugi, maka uang tabungan hilang. Nah, yang lebih parah adalah karena mengejar keuntungan diatas kertas ( tanpa analisa Risk & reward) yang membutuhkan dana besar, maka kebiasaan adalah panik dan mencari hutang riba mulai dari menggadaikan tanah,rumah,mobil dan bahkan meminjam dari rentenir lintah darat .


Dari sinilah mulai masuk lingkaran jeratan hutang riba, dan biasanya akan terus berlanjut karena harus cari uang untuk bayar hutang begitu seterusnya.
Dan sangat sulit untuk keluar dari lilitan riba. Kecuali memperbaiki iman dan tauhid serta cara menjalankan bisnis sesuai hukum syariat , seperti tanpa riba , tanpa akad Bathil dan kedholiman 

Saya selalu tidak bosan-bosan mengingatkan para pengusaha untuk memulai membiasakan menerapkan management resiko ( Risk & Reward analysis). Karena seringkali masalah BESAR terjadi dikarenakan kesalahan kecil atau yang di remehkan.

Menejem3n resiko bukan berarti terlalu takut mengambil resiko, namun lebih kepada mengetahui batas kemampuan menerima resiko.
Artinya jika resiko loss atau rugi bisa di tolelir secara keuangan tidak akan banyak dampak maka anda bisa mengambilnya.
Karena diantara faktor yang vital untuk keberlangsungan bisnis adalah tentang kemampuan bertahan.
Bertahan dari mengambil hutang riba
Bertahan dari krisis ekonomi
Bertahan dari banyak nya kompetitor
Bertahan dari situasi yang tak terduga yang mengancam siklus bisnis.

Di bisnis properti syariah juga tidak lepas dari potensi kerugian bukan berarti kalo sudah menggunakan Syar'iah pasti untung dan ga bisa rugi, bahkan saya sendiri juga pernah merasakan kondisi tersebut.

Maka dalam hal bisnis apapun termasuk dalam bisnis properti syariah kita sangat penting membuat Menejemen resiko.
Ada contoh dimana saya melakukan kerjasama pembangunan properti syariah dengan pemilik lahan dan setelah berjalannya waktu ternyata ada akad yang tidak syariah , setelah berdiskusi dengan konsultan Syariah AMPUH Indonesia dan ketika di sampaikan kepada pihak pemilik lahan tidak berkenan untuk merubah , akhirnya saya dan tim memutuskan untuk mengakhiri kerjasama dan artinya biaya biaya yang dikeluarkan menjadi kerugian , tapi karena kita ingin benar benar syariah maka kita ikhlaskan kerugian tersebut dan yakin bahwa Allah akan menggantikan dengan jauh lebih baik . InsyaAllah.

Ada juga developer properti syari'ah yang tidak menerapkan mitigasi resiko dan akhirnya proyek properti mangkrak .

Bahwa sebagai pengusaha muslim harus cerdas dalam menjalankan bisnis , harus amanah (professional) serta menginstal sistem syariah dalam bisnis yang di jalankan karena ada hisab akhirat tentang semuanya , jangan sampai melanggar ketentuan syariah agar mendapatkan keberkahan dalam harta dan bisnis .
Wallahu alam bishowaf

Info Private Mentoring Bisnis developer properti syari'ah atau pembenahan bisnis selain properti bisa klik WA 081330736191

Komentar

Postingan Populer