Ada Allah pasti lunas

Tenang ada Allah 
CUKUP ALLAH SEBAGAI PENOLONG

Saudaraku,
Tidak ada yang lebih menenangkan daripada menggantungkan hati kita hanya kepada Allah Azza wa Jalla...

Sungguh, pujian manusia maupun ejekan mereka tidak memberikan manfaat ataupun mudharat sama sekali kepada kita. Maka, berjalanlah terus di atas jalan kebenaran karena Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla berfirman,

أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ ۖ وَيُخَوِّفُونَكَ بِالَّذِينَ مِنْ دُونِهِ ۚ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ

"Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak seorangpun pemberi petunjuk baginya." 

(QS. Az-Zumar: 36)

Saudaraku,
Allah Azza wa Jalla Maha Kaya, tidak pantas kita bermiskin hati dan Allah Azza wa Jalla juga Maha Besar, tidak pantas kita berkecil hati. Yang demikian itu kalau kita merasa sebagai hamba-Nya...

Apapun yang terjadi di permukaan bumi ini adalah atas kehendak Allah Azza wa Jalla. Tidak ada apapun dan sesuatupun yang terjadi, keluar dari kehendak Allah Azza wa Jalla. Apa-apa yang Allah Azza wa Jalla kehendaki terjadi, pasti terjadi. Sebaliknya, apa-apa yang Allah Azza wa Jalla tidak kehendaki, tidak akan pernah terjadi...

Maka segala apapun yang terjadi di alam semesta ini, manusia, binatang, tanaman, bahkan malaikat dan jin, semuanya berjalan atas kehendak Allah Azza wa Jalla, ketentuan Allah Azza wa Jalla dan takdir Allah Azza wa Jalla...

Saudaraku,
Jika Allah Azza wa Jalla menolong seseorang, tak ada satupun yang dapat mengalahkannya...

Itulah prinsip aqidah seorang Mukmin. Ia selalu menyandarkan segala sesuatunya hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Menyandarkan kepada makhluk, rapuh adanya. Meminta-minta sampai menghina-dina kepada manusia bisa kecewa, berharap berlebihan kepada seseorang bisa stress...

Saudaraku,
Lisan boleh saja meminta tolong secara manusiawi, sebagai makhluk sosial, dengan sesama. Namun hati tetap harus terhubung kepada Allah Azza wa Jalla...

Sebab, yang kita minta tolong juga makhluk Allah Azza wa Jalla yang tak punya apa-apa kecuali atas pemberian Allah Azza wa Jalla. Manusia-manusia itu pada dasarnya jahil lagi dzalim. Hanya karena keagungan Allah Azza wa Jalla sajalah mereka diberi sedikit kelebihan...

Maka, jika kita sudah berusaha maksimal, bekerja sungguh-sungguh, _all out_ sampai detik terakhir, sampai _injury time._ Maka, di sinilah letak kepasrahan dan ketawakkalan seorang hamba tak berdaya. Segala sesuatu yang di luar jangkauan manusia, maka tiada lain hanya kepada Allah Azza wa Jalla jualah kita bermunajat mohon pertolongan-Nya, kekuasaan-Nya, mukjizat-Nya, kasih sayang-Nya,  kebijaksanaan-Nya...

Allah Azza wa Jalla pun telah mengingatkan kita di dalam firman-Nya,

إِن يَنصُرۡكُمُ ٱللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمۡ‌ۖ وَإِن يَخۡذُلۡكُمۡ فَمَن ذَا ٱلَّذِى يَنصُرُكُم مِّنۢ بَعۡدِهِۦ‌ۗ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ 

“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu, dan jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang Mukmin bertawakkal.” 

(QS. Ali Imran:160)

Maka, walaupun seluruh kekuatan dikerahkan, sumber daya dan sumber dana, logistik dan jaringan tidak dapat menolong. Namun, jika Allah Azza wa Jalla masih berkenan menolong hamba-Nya, seseorang, atau suatu kaum, maka tak ada yang dapat melawan-Nya. Semuanya akan takluk di bawah kemahakuasaan-Nya...

Sebagaimana juga disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu Anhu,

وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَوا عَلَى أَنْ  يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفِ

“Ketahuilah sesungguhnya jika seluruh umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.”

(HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

Saudaraku,
Kehendak Allah Azza wa Jalla yang terjadi itu, tidak mungkin mendzalimi makhluk-Nya. Walaupun bisa saja mungkin membuat kita atau suatu masyarakat kecewa. Karena itu, memandangnya dari sudut manusia yang lemah, tak berdaya, dan tak tahu apa-apa tentang masa depan. Bukan dari sudut kehendak Allah Azza wa Jalla...

Maka, Abu Ja’far Atha-Thahawy sampai menyimpulkan, “Allah berbuat apa yang Allah kehendaki, dan selama-lamanya Allah tidak dzalim. Allah memberi dan menolak, merendahkan dan mengangkat, memuliakan dan menghinakan, memberi hidayah dan menyesatkan, menghidupkan dan mematikan.”

Saudaraku,
Semuanya itu berjalan benar-benar sesuai kebijaksanaan Allah Azza wa Jalla, maka hanya milik Allah Azza wa Jalla hikmah dalam semua urusan. Kita hanya dapat bermunajat dalam kerendahan, _“Laa haula walaa quwwata illaa bilaahil ‘aliyyil ‘adzim”._ (Tiada daya dan kekuata kecuali dari Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)...

Saudaraku,
Dalam ayat lain, disebutkan, semuanya sudah tercatat di Lauhul Mahfudz. Dan ini hanya Allah yang Maha Tahu. Karena ini domain Allah Azza wa Jalla. Domain kita akan mengetahui setelah terjadi,

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَيَعْلَمُهَآ إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَافِي الْبَرِّوَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ يَعْلَمُهَا وَلاَحَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ اْلأَرْضِ وَلاَرَطْبٍ وَلاَيَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مًّبِينٍ

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).”

(QS. Al An’am: 59)

Ini akan membuat kita tunduk, patuh dan merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Sang Maha Pencipta. Dengan cara ruku dan sujud, berdzikir dan bertaubat, bertasbih, bertahmid, bertakbir, dan bertahlil, karena Allah Azza wa Jalla.

Saudaraku,
Kemenangan itu sekali lagi bukan karena kekuatan kita, usaha kita, harta kita, orang-orang kita. Sekali lagi, semua karena Allah Azza wa Jallla. Tinggal kita perkuat dengan doa,

حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَڪِيلُ

“Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” 

(QS. Ali Imran: 173).

نِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ

“Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” 

(QS. Al-Anfal: 40)

Atau pada ayat lain disebutkan,

حَسۡبِىَ ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ‌ۖ عَلَيۡهِ تَوَڪَّلۡتُ‌ۖ وَهُوَ رَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡعَظِيمِ

“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ’Arsy yang agung”. 

(QS. At-Taubah: 129)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa berserah diri hanya kepada Allah Azza wa Jalla sebagai penolong untuk meraih ridha-Nya... 
Aamiin Ya Rabb .

_Wallahua'lam bishawab_

Komentar

Postingan Populer