lembut dalam kata

*MUHASABAH*

*_LEMBUT DALAM KATA DAN SANTUN DALAM PERANGAI_*

Saudaraku,
Manusia itu mempunyai empat potensi batin, yaitu hati (القلب), ruh (الروح), jiwa (النفس) dan akal (العقل). Secara etimologis _qalbu_ artinya bolak-balik. Hati kadang merasakan bahagia, kadang susah, kadang semangat dan rajin ibadah, namun kadang malas merajalela, hingga dalam untaian doa hamba bermunajat agar diberi kemantapan hati,

يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينک وعلى طاعتک وعلى شکرک وحسن عبادتک

"Ya Allah yang membolak-balikkan hati, mantapkanlah hatiku dalam menjalankan agamamu, selalu taat kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan indah beribadah kepada-Mu."

Saudaraku,
Mengelola batin agar relevan dengan kehendak Allah Azza wa Jalla bukan hal mudah, harus ada kesungguhan dan keseriusan, untuk itu diperlukan pertolongan Allah Azza wa Jalla yang mengatur pergolakan hati yang selalu berubah...

Hati yang diselimuti iman akan melahirkan ketenangan dan kedamaian (السکينة) namun hati yang membatu akan merasakan kegelisahan tak menentu,

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

"Ialah yang telah mengirimkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

(QS. Al-Fath: 4)

Saudaraku,
Betapa indahnya hidup bila hati tenteram dan nyaman dan betapa tersiksa jiwa saat hati tidak nyaman, gelisah, kecewa, marah dan sebagainya. Seluruh perbuatan lahiriah pada hakikatnya hanyalah aktualisasi hati. Apabila hati tenang dan damai, maka semua bentuk perbuatan lahiriyah akan indah dan mempesona, namun bila hati gelisah, maka perbuatan cenderung kepada hal-hal yang negatif. Karena pada hakikatnya, pahala dan siksa adalah akibat dari gerak hati,

لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ بِاللَّغْوِ فِي أَيْمَانِكُمْ وَلَٰكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا كَسَبَتْ قُلُوبُكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ

"Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun." 

(QS. Al-Baqarah: 225)

Hati orang yang beriman responsif terhadap apa yang didengar. Apabila orang yang beriman mendengar ayat-ayat Allah Azza wa Jalla hatinya bergetar karena kerinduan kepada Allah Azza wa Jalla. Dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah Azza wa Jalla bertambah iman dan kuat tawakkalnya,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." 

(QS. Al-Anfal: 2)

Saudaraku,
Hati yang membatu adalah hati yang telah mati, baginya tidak berguna cucuran nasihat dan bimbingan agama. Hati yang penuh dengan kebencian dan dendam kesumat, hati yang tertutup dari kebaikan. Karena hatinya telah mati, maka nasihat dan bimbingan agama tidak berguna lagi baginya. klaim kebenaran terhadap perbuatan dan tindakannya sangat arogan,

خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

"Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat."

(QS. Al-Baqarah: 7)

Mereka yang hatinya mati dan membatu mempunyai karakter menutup diri dari informasi orang lain. Menurut mereka kebenaran itu adalah hanya apa yang ada pada mereka, maka selain pendapat mereka pasti salah dan tersesat,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman." 

(QS. Al-Baqarah: 6)

Orang yang hatinya mengeras, membatu, senantiasa mengklaim bahwa mereka adalah orang yang benar dan selalu melakukan kebenaran. Karena mata hatinya telah tertutup, maka sebesar apapun cahaya kebenaran yang disampaikan oleh orang lain tidak menembus dinding hatinya,

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." 

(QS. Al-Hajj: 46)

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ

"Dan bila dikatakan kepada mereka, janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Mereka menjawab, sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." 

(QS. Al-Baqarah: 11)

Mereka yang hatinya membatu, tidak sadar bahwa perbuatannya merusak, namun karena pandangan hidupnya yang materialistis, hedonis, kapitalistik dan serba instant, hingga mereka berani mengorbankan masa depannya (akhirat) untuk kenikmatan sesaat di dunia hari ini...

Saidaraku,
Orang yang hatinya mati, pada hakikatnya hanya menjalankan hidup dengan instingnya bukan dengan akalnya,

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." 

(QS. Al-A’raf: 179)

Manusia yang tidak mampu mengelola hatinya akan cenderung materialistik. Saat hati, akal dan inderawi tidak berfungsi, maka karakter hewani mendominasi dalam dirinya. Hingga ayat ini mengisyaratkan manusia bagai binatang perilakunya bahkan lebih sadis dari binatang...

Saudaraku,
Orang yang hatinya bersih akan senantiasa berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla,

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." 

(QS. Al-Ra’ad: 28)

Orang yang hatinya sehat selalu berdzikir dan dengan berdzikir diperolehnya ketenangan dan kedamaian dalam dirinya. Ia menjadi lembut dalam kata dan santun dalam perangai...

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menjaga hati kita agar lembut dalam kata dan santun dalam perangai untuk meraih ridha-Nya...
Aamiin Ya Rabb.

_Wallahu a'lam bishawab_

Komentar

Postingan Populer